Jakarta, CNN Indonesia — Pantauan aktivitas Gunung Semeru oleh Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Gunung Sawur, di Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Lumajang masih tergolong aman.
“Saat ini statusnya masih waspada level II,” ujar petugas pengamat Gunung Api Semeru, Liswanto, Minggu (3/12).
Menurutnya, aktivitas letusan gunung api tertinggi di pulau jawa ini mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Jika sebelumnya jumlah letusan mampu mencapai 100 kali, dalam bulan November lalu menurun di bawah 100 kali.
“Justru, jumlah letusan gunung semeru bulan November lalu mengalami penurunan dibanding sebelumnya,” kata Liswanto.
Aktivitas di sekitar Gunung Semeru masih tergolong normal. Petugas meminta warga mewaspadai dampak aktivitas sekunder yang diakibatkan guyuran hujan.
“Hanya karena sekarang masih musim hujan, yang perlu mendapat perhatian lebih adalah aktivitas penambangan pasir di 3 daerah aliran sungai, karena sering terjadi lahar hujan yang membawa material vulkanik berupa pasir dan batu,” ucap Liswanto.
Liswanto menegaskan bahwa aktivitas pendakian di Gunung Semeru masih dibuka, namun batas pendakian hanya sampai Kali Mati saja.
Sedangkan bagi masyarakat setempat disarankan tidak melakukan aktivitas di radius empat kilometer dari puncak karena dikhawatirkan awan panas yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Masarakat yang bermukim didekat bantaran sungai harus selalu waspada terhadap bahaya Banjir, dikawatirkan dipuncak terjadi hujan lebat,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi sebelumnya mengatakan Gunung Semeru mengalami gempa letusan dan guguran yang menandakan aktivitas gunung api dalam status waspada.
“Kami menerima laporan setiap harinya terkait dengan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mpdl) itu dari petugas pos pengamatan gunung api Semeru di Gunung Sawur,” katanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (2/12)
Menurutnya, berdasarkan data aktivitas Gunung Semeru pada 1 Desember 2017 terekam secara visual gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II, dan asap kawah nihil, kemudian cuaca cerah, berawan, mendung.
“Gunung Semeru mengalami gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 23 milimeter berdurasi 50 detik, gempa guguran sebanyak 25 kali dengan amplitudo 2-11 berdurasi 30-80 detik, embusan sebanyak delapan kali dengan amplitudo 4-10 milimeter berdurasi 23-88 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan delapan kali gempa tektonik jauh,” tuturnya.
Ia menjelaskan kesimpulannya gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tingkat aktivitasnya masih pada level II atau waspada, sehingga disarankan untuk masyarakat dan pendaki tidak melakukan aktivitasnya 4 kilometer dari puncak Semeru (Mahameru).
sumber : cnnindonesia.com
Leave a Comment